Selasa, 30 Maret 2010

Hubungan antara keyakinan dan kebudayaan dalam kehidupan manusia

Hubungan antara keyakinan dan kebudayaan dalam kehidupan manusia
Keyakinan berasal dari kata yakin, artinya meyakini atau mempercayai dan mengakui kebenaran yang sejati. Keyakinan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Keyakinan juga merupakan sebuah kebenaran yang hakiki yang berasal dari Tuhan dan tidak dapat dihindari keberadaannya.
Sebagai warga negara Indonesia yang memiliki ideologi Pancasila, kita harus selalu menjunjung Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”, dan dalam pasal 29 ayat 2 juga disebutkan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu“. Karena itu tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati berbagai keyakinan yang ada dan menghargai setiap perbedaan.
Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Yang dimaksud “beragama” disini adalah setiap orang dibebaskan untuk memilih dan meyakini agama yang mereka anut dan beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Karena itu Indonesia tidak mengakui atheis. Sesuai dengan salah satu konsep Tri Hita Karana yaitu Parahyangan yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, maka manusia dituntut untuk selalu berbakti dan beribadah. Beribadah artinya menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dengan pengetahuan ini diharapkan manusia Indonesia yang berdasarkan Pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertamanya tidak hanya sekedar mengaku berTuhan, melainkan harus pula mewujudkan pengakuannya itu dengan tindakan atau perilaku yang nyata. Hal ini terwujud adalam konsep Tri Hita Karana yaitu Pawongan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan Palemahan yang mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Karena beribadah dalam arti luas juga berbuat baik, yang tidak hanya baik bagi diri dan keluarganya, melainkan juga bagi manusia dan alam di sekitarnya.
Keyakinan di sini lebih kami spesifikan kepada agama. Secara umum, agama dinyatakan sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan ingkungannya. Aturan-aturan tersebut penuh dengan muatan sistem nilai, karena pada dasarnya aturan-aturan tersebut bersumber pada etos dan pandangan hidup. Karena itu aturan-aturan yang ada dalam agama bersifat normative, atau yang seharusnya dan sebaiknya dilakukan. Dengan demikian nilai-nilai agama merupakan salah satu sumber nilai dari system nilai budaya.
Sama halnya dengan kebudayaan, yaitu berbagai model pengetahuan manusia, dimaksudkan sebagai peta kognitif dalam berperilaku di masyarakat. Disamping itu, agama juga menekankan kepada adanya keteraturan social dalam masyarakat. Dalam beberapa kebudayaan, ajaran-ajaran agama yang terutama menjadi model pengetahuan yang dijadikan pegangan dalam memahami dan menanggapi lingkungan yang dihadapi serta bagi perwujudan kelakuan dan tindakannya.
Jadi, hubungan antara keyakinan dan kebudayaan, sangat jelas bila diacu konsepsi keyakinan/agama sebagai sistem simbol yang berfungsi untuk menanamkan semangat dan motivasi yang kuat, mendalam, dan bertahan lama dengan menciptakan konsepsi-konsepsi yang bersifat umum tentang eksistensi, dan membungkus konsepsi-konsepsi itu sedemikian rupa dalam suasana faktualitas sehingga suasana dan motivasi itu terlihat sangat realistis. Dari definisi trersebut, dapat dilihat bahwa pada hakekatnya keyakinan/agama adalah sama dengan kebudayaan, yaitu suatu system atau symbol pengetahuan yang menciptakan, menggolongka-golongkan, meramu/merangkai, dan menggunakan symbol-simbol untuk berkomunikasi dan untuk menghadapi lingkungannya, namun symbol-simbol agama ini lebih bersifat suci dari symbol-simbol lainnya. Karena simbol-simbol agama itu bersifat suci, maka digunakan berbagai pranata sosial dalam proses penanganan kenyataan-kenyataan social yang dihadapi oleh manusia.

0 komentar:

Posting Komentar